Penebaran benih ikan – Penebaran benih ikan yang tidak tepat dapat menyebabkan kegagalan diawal budidaya ikan.  Karena benih ikan merupakan faktor penyebab keberhasilan atau kegagalan dalam usaha budidaya ikan.  Benih ikan yang unggul adalah suatu keharusan, ukurannya seragam serta terbebas dari penyakit.  Sehingga dalam pemilihan benih dibutuhkan ketelitian pembudidaya dan kejujuran si penjual benih tersebut.

Sebelum benih ikan ditebar ada 3 tahapan yang harus diperhatikan yaitu :

1. Sumber Benih

Dalam usaha budidaya ikan, benih yang baik adalah faktor utama.  Benih ikan yang digunakan sebaiknya diperoleh dari Balai Pembenihan atau tempat pembenihan yang memiliki sertifikat Cara Pembenihan Ikan yang Baik (CPIB).  Hal ini dilakukan untuk meminimalisir kegagalan dalam proses budidaya yang disebabkan oleh benih.  Jika sulit ditemukan Balai Pembenihan atau tempat pembenihan yang memiliki sertifikat CPIB maka yang dapat diharapkan adalah kejujuran dari si penjual benih.  Karena jika si penjual tidak jujur justru akan merugikan si pembudidaya.  Ada beberapa kasus yang disebabkan oleh benih seperti pertumbuhan  lambat padahal sudah waktunya panen, tidak besar-besar dan rentan terkena penyakit.   

2. Padat Tebar

Padat tebar ikan menjadi diskusi yang paling menarik ketika kita ingin meningkatkan produktivitas ikan permeter kubik.  Padat tebar disesuaikan dengan jumlah air perkubiknya.  Banyak pemula yang melakukan tebar padat dan menyebabkan kerugian pada akhirnya.  Penebaran ikan yang terlalu padat dapat menyebabkan mudahnya ikan terserang penyakit dan saling berkompetisi dalam memperebutkan makanan.  

Sebagai contoh ikan lele dimana ada yang menebar benih sampai 1000 ekor/m3 bahkan lebih.  Namun semakin banyak ikan ditebar maka biomasa ikan serta limbah yang dihasilkan juga semakin besar.  Sehingga pergantian air akan semakin sering.  Limbah yang besar ini dapat mencemari lingkungan sekitar bahkan menimbulkan bau yang tidak sedap dan mengganggu warga sekitar jika lokasi budidaya terletak di kawasan padat.

Ada beberapa teknik yang dapat digunakan seperti Green Water System, Bioflok, Red Water System, Resirkulasi dan Booster.  Namun sebelum menggunakan teknik tersebut perlu diperhitungkan, apakah teknik tersebut layak digunakan atau malah sebaliknya.  Rekor terbesar produktivitas budidaya ikan lele adalah 300kg/m3 dengan menggunakan teknik resirkulasi yang diterapkan di Belanda.  Oleh karena itu alangkah bijaknya padat tebar ikan disesuaikan dengan teknik yang digunakan.  Setidaknya seorang pembudidaya ikan yang baik harus mampu menghasilkan produktivitas ikan semaksimal mungkin dengan pergantian seminimal mungkin agar usaha budidaya ikan dapat berkelanjutan.

3. Aklimatisasi

Aklimatisasi adalah suatu penyesuaian benih ikan terhadap lingkungannya yaitu air kolam budidaya.  Proses aklimatisasi harus dilakukan dalam kondisi cuaca yang sejuk dan biasanya dilakukan saat pagi atau sore hari.  Aklimatisasi harus dilakukan agar benih tidak stress dan mengurangi tingkat kematian benih diawal.

Proses aklimatisasi diawal dengan benih ikan yang telah tiba di lokasi budidaya.  Benih yang masih berada dalam packing dimasukkan ke dalam kolam budiddaya ikan.  Proses dilakukan selama kurang lebih 15 sampai 30 menit.  Hal ini bertujuan untuk menyesuaikan suhu benih ikan dalam packing dengan suhu kolam budidaya ikan.  Setelah 30 menit, packing benih dapat dibuka dan dimasukkan air kolam budidaya ke dalam packing sedikit demi sedikit kemudian biarkan benih ikan keluar dengan sendirinya.



Daftar Referensi

https://kabartani.com/langkah-penebaran-benih-ikan-nila-pada-kolam-pembesaran.html