Potensi Budidaya Perikanan Indonesia - Indonesia dengan potensi akuakultur atau budidaya perikanan yang besar, sudah saat menjadi pemimpin dalam menghasilkan produk-produk akuakultur.

 

    Sumber : www.fakta.news

 

Potensi Budidaya Perikanan di Indonesia

Laporan PBB yang dikeluarkan menyatakan jumlah pertumbuhan penduduk secara global akan meningkat dari 7,7 milyar pada tahun 2020 menjadi 9,7 milyar pada tahun 2050.  Dengan meningkatnya penduduk global maka produksi perikanan perlu ditingkatkan sampai 71 persen dari angka saat ini sebesar 82,1 juta ton di tahun 2020.  Adapun saat ini Asia merupakan produsen produk hasil akuakultur terbesar dengan produksi mencapai 89 persen secara global yang di dominasi oleh Cina, India, Indonesia, Vietnam, dan Bangladesh.

Sebagai negara kepulauan dengan 75 persen wilayahnya adalah laut, Indonesia berpotensi menghasilkan produk akuakultur sebesar 100 juta ton/tahun.  Namun di tahun 2019 Indonesia tercatat hanya mampu memproduksi 16,3 juta ton atau baru 16 persen. Hal ini sangat disayangkan karena Indonesia belum mampu memaksimalkan produksi akuakultur dengan sumber daya yang dimilikinya.

Laporan tahunan KKP tahun 2019 menunjukkan potensi lahan budidaya perikanan sebesar 17,91 juta hektar yang meliputi lahan budidaya ikan air tawar 2,8 juta hektar (15.8 persen), lahan budidaya ikan air payau 2,96 juta hektar (16,5 persen) dan lahan budidaya ikan air laut 12,12 juta hektar (67,7 persen).  Namun pemanfaatan terhadap lahan budidaya ikan tersebut belum optimal dimana lahan budidaya ikan air tawar baru dimanfaatkan sebesar 316 ribu hektar (12,72 persen), lahan budidaya 
ikan air payau 606 ribu hektar (25,7 persen) dan lahan budidaya ikan laut 279 ribu hektar (2,4 persen).  Sehingga sudah saatnya potensi lahan budidaya tersebut dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk menjadikan sektor budidaya perikanan dapat menjadi penggerak pembangunan nasional.

Realisasi produksi perikanan budidaya tahun 2019 mengalami kenaikan sebesar 3,56 persen dari tahun 2018 sebesar 15,76 juta ton menjadi 16,3 juta pada tahun 2019.  Produksi perikanan budidaya terdiri dari 39,25 persen produksi ikan (6,41 juta ton) serta 60,74 persen berasal dari rumput laut (9,92 juta ton) .  Produksi perikanan budidaya periode 2015-2019 rata-rata tumbuh 1,12 persen  setiap tahunnya.

Indonesia akan memasuki puncak bonus demografi di tahun 2030-2040.  Artinya pada tahun tersebut Indonesia akan memiliki pekerja usia muda produktif yang besar.  Bonus demografi bagaikan pisau bermata dua, dimana di satu sisi dapat meningkatkan perekonomian negara dan di sisi lain dapat menjadi beban negara karena meningkatnya angka penggangguran usia produktif.  Untuk mencegah dampak negatif bonus demografi, maka sektor akuakultur dapat menjadi salah satu opsi karena memiliki potensi yang cukup besar untuk dikembangkan.  Dimana diharapkan terciptanya banyak pengusaha muda serta mampu menciptakan lapangan kerja semaksimal mungkin pada sektor akuakultur

Sebuah laporan hasil kolaborasi antara Bank Dunia, FAO dan International Food Policy Research Institute (IFPRI) menunjukkan bahwa hampr 2/3 ikan konsumsi dihasilkan dari akuakultur pada tahun 2030.  Hal ini tidak terlepas dari berkurangnya stok ikan laut secara global diakibatkan penangkapan ikan yang berelebihan atau overfishing. Hasil penelitian ini tentu harus menjadi angin segar bagi Indonesia dikarenakan besarnya potensi akuakultur yang belum dimanfaatkan secara maksimal.

Perkembangan teknologi yang cukup masif saat ini juga berdampak pada sektor akuakultur.  Penerapan teknologi bertujuan untuk meningkatkan produktivitas akuakultur yang lebih besar.  Beberapa teknologi akuakultur seperti autofeeder atau alat pakan otomatis dari eFishery, teknologi nanobubble untuk meningkatkan oksigen terlarut serta Baruno alat pengukur kualitas air pintar telah berhasil dikembangkan.  Bahkan autofeeder eFishery diklaim mampu meningkatkan efisiensi pakan ikan sehingga rasio konversi pakan (FCR) menjadi rendah.  Semakin rendah FCR maka akan meningkatkan keuntungan pembudidaya dimana harga pakan saat ini cenderung mengalami kenaikan.

Berdasarkan fakta diatas sudah seyogya baik pemerintah maupun pemangku kepentingan lainnya untuk berkontribusi dalam membangun sektor akuakultur.  Jika Indonesia mampu memaksimalkan potensi akuakultur yang dimilikinya bukan hal yang mustahil di masa depan sektor akuakultur dapat menjadi salah satu roda penggerak perekonomian yang sangat penting.  Sebaliknya, sangat miris rasanya jika Indonesia sebagai negara maritim tidak mampu mengembangkan potensi akuakultur yang dimilikinya.    

 
Referensi

Kementerian Kelautan dan Perikanan. (2019). Laporan Tahunan Kementerian Kelautan dan Perikanan 2019. Retrieved from www.kkp.go.id: https://kkp.go.id/artikel/22215-laporan-tahunan-kkp-2019

Kementerian Kelautan dan Perikanan. (2020).  Target dan Program Prioritas Perikanan Budidaya Tahun 2021. Retrieved from www.kkp.go.id: https://www.kkp.go.id/artikel/25859-target-dan-program-prioritas-perikanan-budidaya-tahun-2021

World Bank. (2013).  Fish to 2030: Prospects for Fisheries and Aquaculture 2013. www.fao.org/3/i3640e/i3640e.pdf