Manajemen Kualitas air – Pengelolaan kualitas air dalam budidaya ikan sangat penting untuk mencapai keberhasilan dalam budidaya ikan.  Air merupakan media hidup ikan sehingga wajib untuk memperhatikan kualitas air yang digunakan. 


Kerusakan dalam kualitas air dapat menimbulkan penyakit yang pada akhirnya akan menyerang ikan yang dibudidayakan.  Sudah pasti tidak ada pembudidaya yang ingin ikannya terserang penyakit karena akan menimbulkan kerugian.  Hancurnya kualitas disebabkan tidak sesuainya ambang batas nilai parameter air yang meliputi fisika, kimia dan biologi.



                    Sumber: aquaculturealliance.org


Parameter Fisika Air

1.    Suhu

Dalam budidaya ikan, suhu merupakan parameter yang dapat mempengaruhi pertumbuhan ikan.  Suhu yang baik untuk budidaya ikan berkisar diantara 28C-32C.  Suhu tidak hanya dapat mempengaruhi ikan akan tetapi dapat juga berpengaruh aktivitas bakteri pengolah limbah budidaya ikan.  Ketika suhu rendah dibawah 27C, umumnya nafsu makan ikan cenderung menurun dan aktivitas bakteri pengolah limbah juga ikut menurun.  Sehingga ketika suhu  berada dibawah 27C sebaiknya pemberian pakan dikurangi atau menambahkan heater untuk menaikkan suhu air.  Suhu dapat diukur dengan thermometer.

2.    Salinitas

Salinitas adalah tingkat keasinan atau kadar garam dalam air.  Salinitas hanya berlaku pada budidaya ikan air payau dan air laut.  Nilai salinitas air payau berkisar antara 6-29ppt sedangkan air laut berkisar antara 30-35ppt.  Part per thousand (ppt) adalah kadar garam terlarut dalam gram terhadap 1000ml atau 1 liter air.  Semakin tinggi nilanya maka semakin asin pula air tersebut.  Salinitas dapat diukur dengan refraktometer.

3.    Kekeruhan

Kekeruhan adalah kandungan bahan organik dan anorganik yang tersuspensi dalam perairan kolam budidaya.  Nilai kekeruhan yang aman berada dalam kisaran 25-400NTU.  Kekeruhan dapat disebabkan oleh plankton yang mati, lumpur yang banyak dan pakan yang berlebihan.  Cara menangani kekeruhan dapat dilakukan dengan filter air, ganti air dan kurangi pakan.   Kekeruhan dapat diukur dengan turbidity meter.

4.    Kecerahan

Kecerahan dalam budidaya perikanan adalah seberapa dalam cahaya matahari menebus ke dalam air.  Kecerahan yang baik berkisar diantara 20-30cm dari atas permukaan air.  Ketika nilai kecerahan berada diatas 30cm, maka dapat disimpulkan telah terjadi penurunan fitoplankton dan zooplankton.  Disaat kecerahan air kolam tinggi maka dapat meningkatkan suhu air kolam budidaya.  Suhu yang terlalu tinggi juga tidak baik bagi ikan, sehingga menjaga kecerahan 20-30cm merupakan opsi yang terbaik.  Jika kecerahan tinggi, maka pemupukan dapat dilakukan untuk meningkatkan jumlah fitoplankton.  Kecerahan diukur dengan secchi disk.


Parameter Kimia Air

1.    Dissolved Oxygen (DO)

Dissolved oxygen (DO) adalah jumlah oksigen yang terlarut yang berasal dari dari proses fotosintesis maupun panambahan aerasi mekanis.  Dalam budidaya oksigen terlarut tidak hanya dibutuhkan oleh ikan saja akan tetapi juga dibutuhkan oleh mikroba pengolah limbah kolam budidaya.  Umumnya nilai optimal oksigen terlarut berkisar 4-6ppm.  Part per million (ppm) adalah jumlah oksigen terlarut dalam gram terhadap persejuta ml air atau 1m3.  Oksigen terlarut dapat diukur dengan dengan DO meter.   

2.    Nitrogen Anorganik

Nitrogen anorganik terdiri dari amonia (NH3), nitrit (NO2) dan nitrat (NO3).  Dalam budidaya ikan nitrogen anorganik sangat berbahaya jika tidak dikontrol dengan baik bahkan dapat menyebabkan kematian masal pada ikan yang dibudidayakan.  Sumber utama dari nitrogen anorganik berasal dari pakan ikan.  Proses pengendalian nitrogen anorganik dilakukan oleh bakteri nitrifikasi.

Sebagai contoh, pakan yang diberikan kepada ikan akan berubah menjadi ammonia.  Kemudian bakteri pengoksidasi ammonia yaitu nitrosomonas mengubah ammonia menjadi senyawa nitrit.  Selanjutnya bakteri pengoksidasi nitrit yaitu nitrobacter mengubah nitrit menjadi senyawa nitrat dalam kadar tertentu tidak terlalu berbahaya bagi ikan.  Proses ini dinamakan nitrifikasi.  Agar proses ini dapat berjalan optimal maka dibutuhkan oksigen terlarut sebesar 4ppm dan suhu 29-30c.  Nitrogen anorganik ini dapat diukur dengan test kit atau spektofotometer.    

3.    pH

Power of hydrogen (pH) adalah jumlah ion hydrogen yang biasanya digunakan untuk menunjukkan tingkat keasaman atau kebasaan suatu perairan atau tanah.  Dalam budidaya ikan pH yang optimal berkisar antara 6.7- 7.8.  pH diatas 8.5 dapat disebabkan oleh tingginya konsentrasi fitoplankton.  Sedangkan ph dibawah 6.5 dapat disebabkan proses nitrifikasi, biomasa ikan yang besar serta alkalinitas yang rendah.  pH yang tinggi biasanya terjadi pada awal budidaya ikan khususnya saat persiapan kolam.  Karena saat persiapan kolam fitoplankton mendominasi air kolam budidaya.  Disaat benih ditebar, pH air akan turun dengan sendirinya.  Adapun disaat pH turun, maka pengapuran harus segera dilakukan agar tidak mengganggu proses nitrifikasi.  Kapur yang digunakana dapat berupa kapur dolomit, tohor dan CaCO3.  pH dapat diukur dengan pH meter digital atau pH paper test.

4.    Alkalinitas

Alkalinitas adalah kemampuan kapasitas air untuk menetralkan asam tanpa penurunan pH yang dinyatakann dalam mg/l CaCO3 (kalsium karbonat).  Alkalinitas berfungsi sebagai penyangga pH air jika terjadi perubahan secara tiba-tiba.  Nilai alkalinitas yang optimal berkisar antara 100-160mg/l CaCO3.  Alkalinitas yang rendah dapat disebabkan oleh aktivitas bakteri nitrifikasi, mekarnya alga serta hujan dengan ph dibawah 5.  Solusi yang dapat dilakukan dengan pemberian CaCO3 dan denitrifikasi.  Alkalinitas dapat diukur dengan alkalinity test kit. 

5.    Hidrogen Sulfida

Hidrogen Sulfida (H2S) adalah gas yang tidak berwarna, berbau busuk dan beracun.  H2S muncul ketika bakteri mengurai bahan organic dalam kondisi anaerob atau tanpa oksigen.  Ini biasanya terdapat pada lumpur di kolam budidaya ika sehingga diperlukan pembuangan lumpur yang rutin.  Hidrogen sulfide dapat diukur dengan H2S gas meter.


Parameter Biologi air

Parameter biologi air terdiri dari kelimpahan plankton, bentos  dan perifiton.  Namun dalam proses budidaya ikan hal ini dapat disesuaikan dengan kebutuhan sehingga tidak memiliki nilai yang pasti.



Daftar Referensi

https://desaloano.com/pentingnya-pengelolaan-kualitas-air-dalam-budidaya-perikanan/